Sumbawa Besar, Gaung NTB
Menjelang masuknya bulan Ramadhan, ratusan pemangku adat dan para ahli waris akan menggelar ritual “Entek Ano Salanek” ke makam leluhur mereka di Bukit Dodo.
Adat tua berupa ziarah kubur itu akan berlangsung setelah penetapan waktu oleh sebuah musakarah (musyawarah adat). “Kalau tidak hari ini, besok, para warga akan memulai perjalanan,” kata salah serang warga Desa Lawin.
Ratusan warga itu merupakan komunitas Adat Cek Bocek Selesek Rensuri, yang berasal dari dua desa–Lawin dan Labangkar, merupakan keturunan kedua atau ketiga setelah mereka pindah puluhan tahun silam ke desa yang sekarang mereka tempati.
Kini, wilayah perbukitan Dodo dan sekitarnya, menjadi wilayah adat yang dijadikan sebagai tempat mencari kehidupan berupa “nganyang” (berburu, Red) dan sumber enau untuk dijadikan gula merah.
Dijelaskan, tahun ini acara doa bersama dan syukuran tersebut digelar besar-besaran ditandai dengan acara “Nimung Rame” (membuat ‘nasi bambu’ secara beramai-rama, Red).
Di Bukit Dodo–sekitar 30 Km dari desa mereka, terdapat sedikitnya 1.525 buah kuburan, yang menjadi peninggal sejarah warga Komunitas Cek Bocek.
“Acara itu juga dihajatkan bagi keselamatn hutan, yang juga menjadi sumber mata air kami,” katanya.
Diungkapkan pula, ada upaya pihak tertentu untuk “menghapus” jejak sejarah leluhur kami. “Ada banyak pohon-pohon tua yang ditebang, seperti pohon jati, nangka, kelapa,” ungkapnya.
Ia menduga, itu erat kaitannya dengan masuknya perusahaan tambang raksasa yang diduga tujuannya untuk menghilangkan hak ulayat Lawin-Labangkar. “Tapi, jangan coba-coba membongkar atau menutup kuburan leluhur kami,” tandasnya.
Untuk diketahui, dari pantauan langsung Gaung NTB yang berkunjung belum lama ini ke Dodo, memang di sekitar wilayah Blok Elang yang sekarang ini menjadi wilayah kegiatan ekplorasi PTNNT, terdapat kuburan yang usianya sudah puluhan hinga ratusan tahun. Juga terdapat bekas masjid berupa batu pondasi.
Selain itu juga di sekitar wilayah itu juga terdapat kebun yang berisi tanaman-tanaman rakyat berupa pohon Enau, kelapa yang umurnya sudah puluhan tahun, pohon nangka dan jati, dan sejumlah pohon lainnya, yang sebagian besar sudah ditebang pada saat kegiatan ekplorasi sebelumnya.
sumber: gaungntb
0 komentar:
Posting Komentar